Pages

Tuesday, May 19, 2009

Selsema Babi, Virus atau Senjata Biologi



Satu laporan daripada
www.fredericknewspost.com telah membuat satu kenyataan mengenai Selsema Babi atau dikenali sebagai (H1N1) A adalah ‘wabak’ yang dibuat-buat atau lebih tepat lagi dikatakan sebagai salah satu senjata biologi pihak musuh yang ‘terkantoi’ lalu mengakibatkan bencana kepada seluruh dunia.Dahulu Amerika pernah diuar-uarkan telah mencipta senjata biologi seperti lalat yang dilengkapi dengan sistem kamera dan bom,namun usaha tersebut sehingga kini belum membuahkan hasil.Jika dahulu kita digemparkan dengan wabak Antrax,J.E,Selsema Burung dan sebagainya.Kini dunia dikejutkan (dan ada yang buat-buat terkejut) pula dengan (H1N1) A atau nama asalnya Selsema Babi (Swine Flu)Berikutan dengan kes (H1N1) A,seluruh dunia mengambil sikap dan langkan berjaga-jaga termasuk Malaysia.Berikut adalah laporan tersebut yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Melayu:


Paul Joseph Watson, seorang penganalisis di dalam artikelnya di laman web Prison Planet membahas mengenai selsema babi di dunia. Watson menulis, "Bukti-bukti menunjukkan bahwa selsema babi adalah sejenis senjata biologi." Sekalipun terlalu ringkas untuk menyebut ini sebagai hasil muktamad kajian, namun kes ini dilihat telah mendapat respon yang cepat daripada Organisasi Kesihatan Dunia (WHO) dan pemerintah Amerika yang menolak dakwaan ini patut di kaji semula.


Babi Penyebar Selsema


Watson dalam tulisannya menegaskan bahwa selsema babi merupakan jenis virus baru hasil gabungan virus manusia, burung dan babi. Ia menulis, "Hingga saat ini tidak ada kes babi-babi diserang virus inselsemaensa jenis A." Berdasarkan satu kenyataan dari sumber-sumber Wayne Madsen, mantan pejabat Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) dan juga ilmuwan senior PBB yang mengkaji penyebaran virus mematikan ebola di Afrika dan para korban virus AIDS, mengumumkan bahwa virus inselsemaensa jenis (H1N1) A memiliki sejumlah variasi yang menunjukkan bahwa jenis inselsemaensa ini dibuat di makmal tentera sebagai senjata biololgi.



Madsen mendakwa bahwa sumbernya dan sumber lainnya di Indonesia merasa yakin bahwa munculnya jenis manusia dari virus ini menyebabkan meluasnya penyakit ini di Mexico dan sebagian dari Amerika. Tambahnya, virus ini dapat menjadi epidemi global dan menciptakan bencana yang luas yang berkait dengan pelbagai aspek pengantarabangsaan dan perdagangan dalam negera dan internasional. Dalam laporan tersebut disebutkan, "Sekarang adalah terlalu cepat untuk menerima keputusan ini. Kita perlu menilai bahwa korban virus ini jauh lebih sedikit berbanding dengan penyakit-penyakit lain seperti malaria, TBC yang muncul di Mexico akibat kemiskinan yang menelan korban ratusan bahkan ribuan orang setiap tahunnya."


Dalam laporan itu menyebutkan bahwa makmal tentera Amerika yang berada di Fort Derrick, Maryland sebagai sumber penyebaran virus anthrax tahun 2001. Ditambahkan, "Sekarang tengah dilakukan penyelidikan mengenai adanya kemungkinan hilangnya sejumlah sampel virus dari makmal tentera ini. Kenyataan inilah yang menimbulkan pertanyaan orang ramai mengenai keterlibatan makmal tentera dengan virus ini." Bertepatan dengan laporan laman web Frederick News Post, jurucakap makmal tentera Amerika itu mengumumkan bahwa lembaga penyelidikan sedang melakukan siasatan mengenai kemungkinan hilangnya sejumlah sampel virus dari Institut Penelitian Medik Penyakit Infeksi Militer amerika (USAMRIID).


Pada bulan Februari institut tersebut terpaksa menghentikan aktivitisnya disebabkankan sejumlah sampel virus yang ada dalam list makmal belum didaftarkan. Berdasarkan laporan ini, para penyelidik pidana militer Amerika di laboratorium Amerika ini tengah menyelidiki kemungkinan hilangnya sampel-sampel virus dari makmal tenteraAmerika. Laboratorium yang melakukan serangkaian uji coba terhadap faktor-faktor yang dapat menyembuhkan penyakit seperti ebola, anthrax dan sampar.


Dalam laporan ini telah ditegaskan bahwa dengan mengambil kira akan bahayanya virus yang disebabkan oleh selsema babi dan sumbernya yang berasal dari jenis baru di makmal,ianya menyebabkan kita tidak tenang apabila kita mengetahui sampel-sampel virus tersebut mungkin berasal dari makmal tentera Amerika yang hilang, sekaligus pernah menjadi sumber anthrax pada tahun 2001. Penyelidikan FBI dan Departemen Kehakiman Amerika tahun 2008 iaitu Bruce Edwards Ivins, pakar pengkaji bakteria, vaksin dan peneliti senior pertahanan biologi di USAMRIID di Fort Derrick, Maryland adalah pihak bertanggung jawab mengirim paket yang berisi serbuk anthrax kepada sebagian anggota Senat Amerika.


Setelah perkara ini diketahui umum, Ivins lalu membunuh diri. Kejadian ini membuat sebagian orang beranggapan bahwa Ivins sendiri menjadi korban virus tersebut. Sekalipun banyak tanda-tanda yang mencurigakan, namun ternyata tidak dilakukan postmortem ke atas jasadnya.Peguam Ivins yakin bahwa Jabatan Kehakiman mencurigai kenyataan Doktor Steven Hatfill, namun dalam laporannya kepada pihak berkuasa menyebabkan beliau mendapat ganti rugi sebanyak 5,8 juta dolar.


Sebuah artikel dari surat khabar New York Times yang melaporkan akan kes kematian Ivins menanyakan bahwa sekiranya Hatfill pada tahun 2002 melakukan aksi bunuh diri apa yang terjadi? Apakah para penyelidik akan membiarkannya dan mengumumkan bahwa si pelaku jenayah telah mati?



Setelah peristiwa 11 September senntiasa ada rasa ketakutan akan serangan biologi yang mengakibatkan munculnya penyakit epidemi ke seluruh dunia. Para penyelidik memperingatkan tingginya angka kematian dikalangan ahli bakteri dan fenomena ini menjelaskan satu kenyataan bahwa mereka yang mengetahui akan masalah sebenarnya mulai dibersihkan satu persatu.

(Sumber : http://www.fredericknewspost.com/)


Jika kita lihat,kebanyakan dari kalangan kita pada hari ini rata-ratanya jika mereka mengetahui akan perkara haram yang zahir seperti babi maka mereka akan segala upaya cuba untuk menjauhinya dari segala sudut.Dari sudut makanannya,pakaiannya,barangan keperluan kehidupannya dan lain-lain.Namun jarang yang masih tidak menyedari (atau buat-buat tak sedar) bahawa pada masa yang sama mereka tetap mengerjakan perbuatan yang haram yang lain.


Jika mereka mengatakan babi haram,maka mengapa pada masa yang sama mereka masih memakan rasuah yang di sebut di dalam nas HARAM? Jika mereka mengatakan babi haram,maka mengapa pada masa yang sama mereka masih melakukan penzinaan atau unsur-unsur yang ke arah penzinaan yang juga hukumnya HARAM? Jika mereka mengatakan babi haram,maka mengapa pada masa yang sama mereka masih berjudi sedangkan hukum syara’ mengatakan bahawa ianya HARAM? Jika mereka mengatakan babi haram,maka mengapa pada masa yang sama mereka masih mengamalkan riba yang ianya jelas HARAM? Jika mereka mengatakan babi haram,maka mengapa pada masa yang sama mereka masih melakukan segala perbuatan yang sudah termaktub di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai HARAM??? Mereka hanya tahu untuk menjauhi perkara haram yang zahir yang berupa sahaja,jika berhadapan dengan perkara yang memberi manfaat kepada mereka dan mengenyangkan periuk nasi,haram itu menjadi soal kedua.


Penulis teringat suatu ketika dahulu ketika mana terdapat pertanyaan diajukan kepada pihak agama daripada kerajaan mengenai sebab kerajaan masih mengamalkan riba sedangkan ianya haram.Lalu ‘pihak’ tersebut manjawab : “Riba’ memang asal hukumnya haram,akan tetapi jika kita lihat pada kaedah qias sepertimana jika terdapat tahi cicak di dalam sebuah besen atau kolah yang tidak mencukupi kadar dua kolah maka sudah tentu ianya tidak boleh dijadikan sebagai air mutlak.Berbanding dengan tahi cicak yang hukumnya najis,jika terdapat pada air sebanyak dua kolah maka sudah tentu ianya tidak dapat menjejaskan kesucian air itu.Begitu juga dengan riba,walaupun kita mengamalkan riba,jika pada masa yang sama kita melakukan perkara kebajikan yang banyak,maka perkara kebaikan itu akan mengatasi keburukan itu sepertimana mana kes tahi cicak tadi”.


Apa yang penulis lihat berdasarkan pandangan ‘pihak’ tadi jelas bahawa beliau adalah seorang yang jahil murakkab (tahap tertinggi dalam jahil).Ini kerana,nas yang mengharamkan riba sebagai contoh sudah jelas dinyatakan oleh al-Qur’an secara qat’ie dan thabit.Dalam hal ini jika mengikut pemakaian kaedah hukum syara’,sesuatu hukum itu hanya dibenarkan berpindah jika ianya tiada dalil yang mutlak di dalam nas (al-Qur’an dan al-Hadith).Sepertimana pengharaman dadah dihukumkan haram berdasarkan penggunaan kaedah qiyas dengan arak (memabukkan dan memudharatkan).Begitu juga dengan hukum-hukum yang lain-lain seperti pemakaian tudung bagi wanita muslim,menutup aurat dan segala yang berkaitan dengan soal kehidupan manusia.


Jika mereka takut kepada virus (H1N1) A atau selsema babi,mengapa mereka tidak takut pula kepada virus-virus seperti,virus rasuah,virus zina,virus couple,virus murtad,virus buka aurat virus maksiat dan bermacam-macam jenis ‘virus’ lagi.Mereka takut sehingga cuba untuk menjauhi seboleh-bolehnya dengan mengambil pelbagai langkah seperti melenyapkan babi-babi yang disuspek oleh pihak tertentu sebagai agen pembawa.Berikutan dengan itu,masyarakat babi-babi yang tidak bersalah dan tidak berdosa dibunuh dengan tanpa belas kasihan semata-mata dituduh sebagai pembawa virus ini.Hanya kerana nama mereka terkait dengan virus ini mereka dibunuh.


Mungkin mereka (babi-babi) tersebut berkata : “ Apa salah kami? Kami adalah makhluk Allah yang tidak berdosa untuk dilayan sekejam ini.Kami tidak melakukan kemungkaran sepertimana yang dilakukan oleh segelintir manusia.Apabila kami difitrahkan tinggal dilumpur,maka kami taat kerana ianya adalah perintah kepada kami walaupun lumpur itu kotor.Tidak seperti manusia,mereka diperintahkan untuk melakukan ketaatan kepada Allah,namun kebanyakan mereka ingkar.”Mungkin itu monolog-monolog bagi masyarakat babi pada ketika ini.Syukurlah jika manusia yang menghidap “selsema manusia’ tidak diperlakukan begitu.


Alangkah baiknya jika sikap berjaga-jaga dan berhati-hati tersebut turut diambil di dalam membasmi perbuatan mungkar di negara ini.Sebagai contoh,mereka yang disyak menghidap virus rasuah juga perlu dihapuskan jika dibimbangi ianya akan menjangkiti orang lain.Begitu juga mereka yang menghidapi pelbagai jenis virus-virus yang telah disebutkan tadi.Pendek kata,boleh rawat,kita rawat.Tak boleh rawat atau berisiko menjangkiti orang lain,maka ianya perlu dibasmi.


Sebagai kesimpulannya,samada (H1N1) A ini adalah sebagai satu bala’ dan peringatan dari Allah kepada manusia supaya mereka semua kembali kepada fitrah kejadian manusia yang asal.Selagimana kita tidak kembali kepada Islam secara keseluruhan,selagi itulah macam-macam perkara boleh berlaku.Agaknya selepas ini wabak apa pula bakal menjelma? Mungkin selsema anjing pula.Wallahu’alam. Fikir-fikirkanlah...


sumber:http://haidaralkarar.blogspot.com/

0 comments: